Minggu, 18 Juli 2010
Minggu, 11 Juli 2010
TUGAS VIII " REGISTER BUFFER TERKENDALI DAN REGISTER GESER TERKENDALI"
rangkaian di bawah ini menunjukkan register buffer terkendali dengan CLR aktif – tinggi.
Gambar Rangkaian Buffer Terkendali
Apabila CLR tinggi, semua flip – flop mengalami reset dan data yang tersimpan menjadi:
Q = 0000
Ketika CLR kembali kepada keadaan rendah, register telah siap untuk beroperasi.
LOAD merupakan masukan kendali yang menentukan operasi rangkaian. Apabila LOAD rendah, bit – bit X tidak dapat mencapai flip – flop. Pada waktu yang sama, sinyal komplemennya LOAD’ merupakan keadaan logika tinggi. Sinyal ini menyebabkan keluaran setiap flip – flop diumpan balikkan ke masukannya. Setiap kali sistem flip – flop menerima masukan tepi naik dari sinyal detak, data akan mengalami sirkulasi dari keluaran kemasukan atau tetap dipertahankan dalam system flip – flop. Dengan kata lain, isi register tidak berubah selama sinyal LOAD dalam keadaan rendah.
Apabila LOAD tinggi, isi kelompok bit X disalurkan kemasukan – masukan data. Sesudah melalui waktu persiapan yang singkat, flip – flop akan siap diisi. Selanjutnya, dengan tibanya tepi positif sinyal detak, bit – bit X dimasukkan dan data yang tersimpan menjadi
Q3Q2Q1Q0 = X3X2X1X0
Ketika LOAD kembali kepada keadaan rendah, data – data tadi telah tersimpan dengan aman : ini berarti bit – bit X dapat berubah tanpa mengganggu kata yang telah tersimpan itu.
2. Register Geser Terkendali
Sebuah register geser terkendali ( controlled shift register ) mempunyai masukan – masukan kendali, yang mengatur operasi rangkaian pada pulsa pendetak berikutya.
Gambar Rangkaian Register Buffer Terkendali
gambar rangkaian diatas memperlihatkan bahwa operasi penggeseran ke kiri dapat diselesaikan . SHL merupakan sinyal kendali . apabila SHL rendah, maka sinyal SHL tinggi. Keadaan ini membuat setiap keluaran flip – flop masuk kembali kemasukan datanya. Karena itu, data tetap tersimpan pada setiap flip – flop pada waktu pulsa – pulsa detak tiba. Dengan cara ini, sebuah kata digital dapat disimpan selama waktu yang diinginkan.
Apabila SHL tinggi, Din akan masuk ke dalam flip – flop paling kanan, QO masuk kedalam flip – flop kedua, D1 masuk ke dalam flip – flop ketiga, dan seterusnya. Dengan demikian, rangkaian bertindak sebagai register geser - kiri. Setiap tepi positif dari pulsa detak akan menggeser bit – bit yang tersimpan satu posisi ke kiri.
Senin, 28 Juni 2010
TUGAS VII TENTANG JAM DIGITAL
2. PRINSIP KERJA JAM DIGITAL
Prinsip kerja counter pada jam digital
1. Detik
a. Satuan
Detik pada jam memiliki satuan sebanyak 10 bit (0-9), oleh karena itu pada satuan detik menggunakan counter mode 10 (pembagi 10). Menggunakan counter JK 4 input.
Biner 10 = 1010
Untuk itu, nilai biner 10 di set menjadi 0000,agar pada hitungan ke 10 satuan detik pada jam digital akan mulai kembali dari 0 (nol).
Untuk menjadikan nilainya menjadi 0000, maka pada input yang menghasilkan nilai 1 dihubungkan dengan menggunakan gerbang NAND. Kemudian hasilnya, di masukkan kembali ke Clr (clear).
b. Puluhan
Detik pada jam digital memiliki puluhan sebanyak 6 bit (0-5), oleh karena itu pada puluhan detik menggunakan counter mode 6 (pembagi 6). Menggunakan counter JK 3 input, atau untuk menyamakan juga bisa mneggunakan counter JK 4 input.
Biner 6 = 0110
Untuk itu, nilai biner 6 di set menjadi 0000, agar pada hitungan ke 6 puluhan detik pada jam digital akan kembali dihitung bernilai 0 (nol).
Untuk nilai clock pada puluhan ini, diperoleh dari hasil input terakhirpada satuan detik jam.
2. Menit
a. Satuan
Untuk satuan pada menit jam digital mempunyai prinsip kerja yang sama dengan satuan detik pada jam digital. Hanya saja, untuk Clock pada satuan menit diperoleh dari hasil input terakhir pada puluhan detik.
b. Puluhan
Puluhan menit juga memiliki prinsip kerja yang sama dengan puluhan pada detik jam digital. Tetapi, untuk Clocknya diperoleh dari hasil input terakhir pada satuan menit jam digital tersebut.
3. Jam
a. Satuan
Satuan jam menggunakan Counter Mode 4, karena pada saat nilai satuannya 4 akan kembali disetting bernilai 0 (nol). Sama dengan menit dan detik. Biner dari 4 adalah 0100. Sehingga yang perlu di set 0 (nol) hanya 1 input saja. Kemudian hasilnya juga akan dimasukkan ke Clr (clear).
Hasil input terakhir, akan dijadikan nilai Clock pada puluhan jam.
b. Puluhan
Puluhan jam, menggunakan Counter Mode 2. Karena itu pada saat nilai puluhannya 2 akan dihitung kembali dari 0 (nol). Biner 2 adalah 0010, sehingga yang perlu di setting bernilai 0 (nol) hanya 1 input saja. Untuk itu hasil input yang bernilai 1, dihubungkan dengan gerbang NAND kemudian hasilnya dimasukkan ke Clr (clear).
Minggu, 06 Juni 2010
TUGAS VI PENJUMLAHAN KOMPLEMEN 2
GAMBAR RANGKAIAN PENJUMLAHAN BILANGAN BINER KOMPLEMEN 2
Tabel Kebenaran full adder
A | B | SUM | Cout |
0 | 0 | 0 | 0 |
0 | 1 | 0 | 1 |
1 | 0 | 0 | 1 |
1 | 1 | 1 | 0 |
Prinsip kerja rangkaian penjumlahan bilangan biner komplemen 2:
Penjumlahan bilangan biner komplemen 2 terdiri dari penambahan dan pengurangan.
a. Penambahan bilangan biner.
· Memiliki 2 input yang terdiri input A dan input B. dimana pada rangkaian masing-masing input dipasangkan yaitu: {(A0,B0),(A1,B1),(A2,B2),(A3,B3)}.
· Untuk penambahan, SUB yang dimasukkan awal adalah 0, nilai SUB di set sebagai Cin pada input awal (A0,B0), kemudian SUB tersebut juga dimasukkan ke dalam gerbang X-OR bersama dengan input B.
· Hasil dari X-OR antara SUB dan input B,di Full Adder kan dengan input A dan kemudian hasilnya di full adder kan kembali dengan Cin yang berasal dari SUB.
· Hasil akhir dari Full Adder akan berupa SUM dan CARRY OUT. SUM diambil sebagai hasil dan CARRY OUT di jadikan CARRY IN pada input berikutnya.
Dari tabel kebenaran diatas untuk penambahan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. SUM = B’
2. Y= A+B
b. Pengurangan bilangan biner.
Ø Memiliki prinsip kerja sama dengan penambahan bilangan biner, hanya saja untuk pengurangan SUB yang dimasukkan awal bernilai 0.
Ø Langkah berikutnya sama dengan prinsip kerja penambahan bilangan biner.
Dari tabel kebenaran diatas juga diperoleh kesimpulan untuk pengurangan, sebagai berikut:
SUB B Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Y= B
Y=B'
Sabtu, 01 Mei 2010
TUGAS 5
FULL ADDER
gambar rangkaian Full Adder
SESUAI DENGAN TABEL KEBENARAN, PRINSIP KERJA FULL ADDER INI ADALAH SESUAI
DENGAN PERSAMAAN BOLLEAN YAITU : ATAU SUM = A XOR B XOR C CARRY = (A AND B) OR (A AND C) OR (B AND C) ATAU JUGA DAPAT DISIMPULKAN BAHWA OUTPUT SUM BERLOGIKA 1 JIKA INPUT BERLOGIKA 1 BERJUMLAH GANJIL(1,3) DAN OUTPUT CARRY BERLOGIKA 1 JIKA INPUT BERLOGIKA 1 BERJUMLAH 2 ATAU LEBIH DARI DUA INPUT. Pada rangkaian Full Adder digunakan lebih banyak IC. Yang pertama adalah satu buah IC tipe 7404 untuk NOT. Kedua adalah dua buah IC tipe 7411 untuk AND 3 input. Yang ketiga adalah satu buah IC tipe 7408 untuk AND 2 input. Keempat adalah satu buah IC tipe 7402 untuk NOR 2 input. Dan yang kelima adalah dua buah IC tipe 7432 untuk OR 2 input.
Half ADDER
Pada Half-Adder, berdasarkan dua input A dan B, maka output Sum, S dari Adder ini akan dihitung berdasarkan operasi XOR dari A dan B. Selain output S, ada satu output yang lain yang dikenal sebagai C atau Carry, dan C ini dihitung berdasarkan operasi AND dari A dan B. Pada prinsipnya output S menyatakan penjumlahan bilangan pada input A dan B, sedangkan output C menyatakan MSB (most significant bit atau carry bit) dari hasil jumlah itu.
Senin, 19 April 2010
TUGAS 4 ALJABAR BOOLEAN DAN LATIHAN
TUGAS 4.B (LATIHAN)
1. Give the relationship that represents the dual of the Boolean property A + 1 = 1?
(Note: * = AND, + = OR and ' = NOT)
1. A * 1 = 1
2. A * 0 = 0 (Jawabanya)
3. A + 0 = 0
4. A * A = A
5. A * 1 = 1
2. Give the best definition of a literal?
1. A Boolean variable
2. The complement of a Boolean variable (Jawabannya)
3. 1 or 2
4. A Boolean variable interpreted literally
5. The actual understanding of a Boolean variable
3. Simplify the Boolean expression (A+B+C)(D+E)' + (A+B+C)(D+E) and choose the best answer.
1. A + B + C (Jawabannya)
2. D + E
3. A’B’C’
4. D’E’
5. None of the above
4.Which of the following relationships represents the dual of the Boolean property x + x'y = x + y?
1. x’(x+y’) = x’y’ (Jawabannya)
2 x(x’y) = xy
3. x*x’ + y = xy
4. x’(xy’) = x’y’
5. x(x’ + y) = xy
5.Given the function F(X,Y,Z) = XZ + Z(X'+ XY), the equivalent most simplified Boolean representation for F is:
1. Z + YZ
2. Z + XYZ (Jawabannya)
3. XZ
4. X + YZ
5. None of the above
6. Which of the following Boolean functions is algebraically complete?
1. F = xy (Jawabannya)
2. F = x + y
3. F = x’
4. F = xy +yz
5. F = x + y’
7. Simplification of the Boolean expression (A + B)'(C + D + E)' + (A + B)' yields which of the following results?
1. A + B
2. A’B’ (Jawabannya)
3. C + D + E
4. C’D’E’
5. A’B’C’D’E’
8. Given that F = A'B'+ C'+ D'+ E', which of the following represent the only correct expression for F'?
1. F’= A+B+C+D+E
2. F’= ABCDE
3. F’= AB(C+D+E)
4. F’= AB+C’+D’+E’
5. F’= (A+B)CDE (Jawabannya)
9. An equivalent representation for the Boolean expression A' + 1 is
1. A
2. A’
3. 1 (Jawabannya)
4. 0
10. Simplification of the Boolean expression AB + ABC + ABCD + ABCDE + ABCDEF yields which of the following results?
1. ABCDEF
2.AB (Jawabannya)
3.AB +CD +EF
4. A+B+C+D+E+F
5.A+B(C+D(E+F))
Rabu, 07 April 2010
TUGAS III B Switch ON
Sabtu, 03 April 2010
TUGAS II
NAMA :FERA ROSDIANA
NO.BP : 0901081029
Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Lahir di Khawarizmi, Uzbeikistan, pada 194 H/780 M. Kepandaian dan kecerdasannya mengantarkannya masuk ke lingkungan Dar al-Hukama (Rumah Kebijaksanaan), sebuah lembaga penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Ma’mun Ar-Rasyid, seorang khalifah Abbasiyah yang terkenal.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, algoritma berarti prosedur sistematis untuk memecahkan masalah matematis dalam langkah-langkah terbatas. Nama itu berasal dari nama julukan al-Khawarizmi. Karya Aljabarnya yang paling monumental berjudul al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabalah (Ringkasan Perhitungan Aljabar dan Perbandingan). Dalam buku itu diuraikan pengertian-pengertian geometris. Ia juga menyumbangkan teorema segitiga sama kaki yang tepat, perhitungan tinggi serta luas segitiga, dan luas jajaran genjang serta lingkaran. Dengan demikian, dalam beberapa hal al-Khawarizmi telah membuat aljabar menjadi ilmu eksak.
Buku itu diterjemahkan di London pada 1831 oleh F. Rosen, seorang matematikawan Inggris. Kemudian diedit ke dalam bahasa Arab oleh Ali Mustafa Musyarrafa dan Muhammad Mursi Ahmad, ahli matematika Mesir, pada 1939. Sebagian dari karya al-Khawarizmi itu pada abad ke-12 juga diterjemahkan oleh Robert, matematikawan dari Chester, Inggris, dengan judul Liber Algebras et Al-mucabola (Buku Aljabar dan Perbandingan), yang kemudian diedit oleh L.C. Karpinski, seorang matematikawan dari New York, Amerika Serikat. Gerard dari Cremona (1114–1187) seorang matematikawan Italia, membuat versi kedua dari buku Liber Algebras dengan judul De Jebra et Almucabola (Aljabar dan Perbandingan). Buku versi Gerard ini lebih baik dan bahkan mengungguli buku F. Rozen.
Dalam bukunya, al-Khawarizmi memperkenalkan kepada dunia ilmu pengetahuan angka 0 (nol) yang dalam bahasa Arab disebut sifr. Sebelum al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para ilmuwan mempergunakan abakus, semacam daftar yang menunjukkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya, untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan.
Akan tetapi, hitungan seperti itu tidak mendapat sambutan dari kalangan ilmuwan Barat ketika itu, dan mereka lebih tertarik untuk mempergunakan raqam al-binji (daftar angka Arab, termasuk angka nol), hasil penemuan al-Khawarizmi. Dengan demikian, angka nol baru dikenal dan dipergunakan orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan al-Khawarizmi. Dari beberapa bukunya, al-Khawarizmi mewariskan beberapa istilah matematika yang masih banyak dipergunakan hingga kini. Seperti sinus, kosinus, tangen dan kotangen.
Karya-karya al-Khawarizmi di bidang matematika sebenarnya banyak mengacu pada tulisan mengenai aljabar yang disusun oleh Diophantus (250 SM) dari Yunani. Namun, dalam meneliti buku-buku aljabar tersebut, al-Khawarizmi menemukan beberapa kesalahan dan permasalahan yang masih kabur. Kesalahan dan permasalahan itu diperbaiki, dijelaskan, dan dikembangkan oleh al-Khawarizmi dalam karya-karya aljabarnya. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan apabila ia dijuluki ”Bapak Aljabar.”
Bahkan, menurut Gandz, matematikawan Barat dalam bukunya The Source of al-Khawarizmi’s Algebra, al-Khawarizmi lebih berhak mendapat julukan “Bapak Aljabar” dibandingkan dengan Diophantus, karena dialah orang pertama yang mengajarkan aljabar dalam bentuk elementer serta menerapkannya dalam hal-hal yang berkaitan dengannya.
Di bidang ilmu ukur, al-Khawarizmi juga dikenal sebagai peletak rumus ilmu ukur dan penyusun daftar logaritma serta hitungan desimal. Namun, beberapa sarjana matematika Barat, seperti John Napier (1550–1617) dan Simon Stevin (1548–1620), menganggap penemuan itu merupakan hasil pemikiran mereka.
Selain matematika, Al-Khawarizmi juga dikenal sebagai astronom. Di bawah Khalifah Ma’mun, sebuah tim astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran bumi. Penelitian itu dilakukan di Sanjar dan Palmyra. Hasilnya hanya selisih 2,877 kaki dari ukuran garis tengah bumi yang sebenarnya. Sebuah perhitungan luar biasa yang dapat dilakukan pada saat itu. Al-Khawarizmi juga menyusun buku tentang penghitungan waktu berdasarkan bayang-bayang matahari.
Buku astronominya yang mahsyur adalah Kitab Surah al-Ard (Buku Gambaran Bumi). Buku itu memuat daftar koordinat beberapa kota penting dan ciri-ciri geografisnya. Kitab itu secara tidak langsung mengacu pada buku Geography yang disusun oleh Claudius Ptolomaeus (100–178), ilmuwan Yunani. Namun beberapa kesalahan dalam buku tersebut dikoreksi dan dibetulkan oleh al-Khawarizmi dalam bukunya Zij as-Sindhind sebelum ia menyusun Kitab Surah al-Ard.
Selain ahli di bidang matematika, astronomi, dan geografi, Al-Khawarizmi juga seorang ahli seni musik. Dalam salah satu buku matematikanya, ia menuliskan pula teori seni musik. Pengaruh buku itu sampai ke Eropa dan dianggap sebagai perkenalan musik Arab ke dunia Latin. Dengan meninggalkan karya-karya besarnya sebagai ilmuwan terkemuka dan terbesar pada zamannya, Al-Khawarizmi meninggal pada 262 H/846 M di Baghdad.
Setelah al-Khawarizmi meninggal, keberadaan karyanya beralih kepada komunitas Islam. Yaitu, bagaimana cara menjabarkan bilangan dalam sebuah metode perhitungan, termasuk dalam bilangan pecahan; suatu penghitungan Aljabar yang merupakan warisan untuk menyelesaikan persoalan perhitungan dan rumusan yang lebih akurat dari yang pernah ada sebelumnya.
Di dunia Barat, Ilmu Matematika lebih banyak dipengaruhi oleh karya al-Khawarizmi dibanding karya para penulis pada Abad Pertengahan. Masyarakat modern saat ini berutang budi kepada al-Khawarizmi dalam hal penggunaan bilangan Arab. Notasi penempatan bilangan dengan basis 10, penggunaan bilangan irasional dan diperkenalkannya konsep Aljabar modern, membuatnya layak menjadi figur penting dalam bidang Matematika dan revolusi perhitungan di Abad Pertengahan di daratan Eropa.
KONVERSI BILANGAN DESIMAL,BINER,DAN HEXADESIMAL
1. Desimal : 79. biner :1001111. hexadesimal : 4F BCD : 0111001
2. Desimal : 128. Biner:10000000. Hexadesimal : 80 BCD : 0001 0010 1000
3. Desimal : 58. Biner : 0111 010. Hexadesimal : 3A BCD : 0101 1000
4. Desimal : 73. Biner : 1001001. Hexadesimal : 49 BCD : 0111 0011
5. Desimal : 95. Biner : 101111. hexadesimal : 5F BCD : 1001 0101
6. Desimal : 162.Biner: 10100010. Hexadesimal : A2 BCD :0001 0110 0010
7. Desimal : 675.Biner: 1010100011.Hexadesimal : 2A3 BCD:0110 0111 0101
8. Desimal : 984.Biner:1111011000. hexadesimal: 3D8 BCD: 1001 1000 0100
TULIS NAMA DENGAN TABEL ASCII
FERA ROSDIANA : 70698265 8279836873657865
TABEL ASCII ADALAH : Tabel-tabel bersi karakter ASCII. dalam sistem operasi Windos dan MS.DOs, pengguna karakter ASCII dengan menekan tombol Alt+[nomor nilai desimal ANSI].
Kamis, 25 Maret 2010
Tugas 1
Alasan adalah proses penyampaian kesimpulan dari data. Alasan terdiri atas bukti (data), tuntutan (kesimpulan), dan pemikiran yang membenarkan gerakan dari data menuju kesimpulan
Sebab adalah sesuatu yang hal yang kita lakukan yang akan menimbulkan akibat.